Selamat Datang, Anggota Muda
- MATRAPALA Universitas Kristen Petra
- Nov 1, 2021
- 5 min read
Salam Lestari, sobat!
Kali ini kita kembali lagi, tentunya dengan cerita yang baru. Sebab setelah menyelesaikan rangkaian kegiatan pembinaan selama satu semester, akhirnya para calon anggota dilantik menjadi Anggota Muda Matrapala. Dalam pelantikan Anggota Muda kali ini, para calon anggota melakukan pendakian ke Gunung Argopuro, ssalah satu gunung dengan jalur yang cukup panjang yaitu 63km. di gadang - gadang merupakan gunung dengan jalur pendakian terpanjang di Jawa. Pendakian Argopuro ini diikuti oleh 13 orang peserta yang terdiri dari 10 orang mahasiswa Indonesia dan 3 orang mahasiswa asing, beserta 9 orang pengurus dan 8 orang senior alumni. Dalam pendakian yang dilaksnakan pada tanggal 6-10 Februari 2014 ini banyak sekali kendala yang dihadapi baik itu cuaca, administrasi, perijinan, dan lain sebagainya. Oh ya, pendakian ini tentunya menggunakan konsep yang berbeda dengan pendakian sebelumnya. kita melakukan pendakian seperti backpacker umumnya, yaitu berangkat dari terminal ke terminal, yang dalam bahasa gaulnya itu ngompreng. Dimulai dari tanggal 6 Februari 2014, Sekitar pukul 23.45 WIB kami berangkat dari Kampus UK Petra menuju terminal Bungurasih dengan berjalan kaki. Begitu kami tiba di sana, bis yang akan membawa kami ke Pajarakan sudah menunggu. Kami pun segera naik dan akhirnya berangkat pada pukul 00.37 WIB. Oh iya, jalur pendakian yang kami lakukan kali ini adalah lintas Bremi - Baderan (Naik lewat Bremi, turun lewat Baderan).

Perjalanan Naik via Bremi
Kami tiba di Pajarakan pada pukul 03.37, setelah mendapat angkot kami pun berangkat ke desa Bremi pada pukul 04.10 WIB. satu jam kemudian kami pun tiba disana. Kabut pagi pun menyambut dengan rasa dingin yang luar biasa. Kami pun beristirahat sejenak untuk memulihkan tenaga. Makan pagi, mengecek kondisi serta mengurus perijinan.Tepat jam 08.00 WIB, kami pun melakukan perjalanan ke Taman Hidup.
Perjalanan menuju Danau Taman Hidup kami tempuh selama kurang lebih 8 jam. Sesekali kami melihat sinar mentari yang muncul dari sela - sela pepohonan yang tumbuh rapat menutupi hutan ini. Selebihnya didominasi oleh kabut beserta angin yang bertiup cukup kencang. Banyak pepohonan roboh yang menghalangi jalan yang kami lewati, yang membuat kami sedikit kesusahan untuk melewati jalan tersebut. Semakin ke atas, jalanan semakin menanjak dan kami semakin ngos - ngosan. Sekitar pukul empat sore, akhirnya kami tiba di Danau Taman Hidup. Sayangnya kondisi danau sedang banjir, sehingga kami memilih tempat camp yang agak jauh dari danau. Kami pun segera mendirikan tenda, mempersiapkan makan malam, dan kemudian beristirahat untuk memulihkan tenaga. Perjalanan esok hari lebih jauh dari hari ini. Pada 'malam pertama' kami di daerah kekuasaan Dewi Rengganis inilah kami diguyur hujan, syukurnya tidak terlalu lebat.

Basecamp Danau Taman Hidup, kondise sedang banjir
Esok paginya, kami bangun pukul 04.00 WIB, membagi tugas untuk memasak dan membersihkan lokasi camp serta packing untuk melanjutkan perjalanan.Sempat mengabadikan momen di Danau Taman Hidup, tepat jam 07.00 WIB kami pun berangkat ke Cisentor. Satu langkah kami semakin dekat ke puncak. Dalam perjalanan kali ini kami masih ditemani oleh kabut tebal dan udara yang cukup dingin. kali ini ditambah dengan jalur yang agak licin dan banyak lika - likunya. Tetapi hal itu tidak menjadi masalah bagi kami, sebab mata kami dimanjakan oleh vegetasi Argopuro yang sangat indah dan beragam, dimulai dari semak belukar, pepohonan yang tinggi menjulang, ilalang, dan berbagai macam keindahan lainnya. Di sepanjang perjalanan juga kami dengan mudah bisa menemui sumber air yang bisa dijadikan bekal tambahan.
Tim kami tiba di Cisentor ketika hari sudah mulai gelap dan dalam kondisi kehujanan. Inilah tantangan sesungguhnya. Untuk pertama kalinya kami mengalami hal ini, mendirikan tenda dalam kondisi hujan, kedinginan, dan rasa lelah yang tidak terkira. Saat itu waktu menunjukan pukul enam lebih sekian menit. Hampir sebelas jam kami melakukan perjalanan hari itu. Bergegas dalam kehujanan kami berusaha mendirikan tenda, membersihkan diri seadanya dan kemudian mempersiapkan makan malam. Malamnya kami beristirahat ditemani hujan yang cukup deras. Dinginnya tidak terkira, tetapi kami bersyukur bahwa lokasi camp kami terlindungi dari angin kencang.

Basecamp Cisentor
Esok paginya, kami melakukan perjalanan ke puncak. Kabut masih menemani. Setelah perjalanan kurang lebih dua jam, akhirnya kami tiba di puncak Rengganis! segala rasa lelah yang mendera setelah melakukan perjalanan yang sangat panjang akhirnya terbayar begitu melihat tempat sekeliling dari ketinggian. Kami pun segera bersiap untuk melaksanakan Upacara pelantikan Anggota Muda. Upacara kami laksanakan dengan khidmat walaupun angin kencang disertai kabut tebal yang membuat badan kami gemetaran sepanjang jalannya upacara. Suasana haru cukup terasa begitu para Anggota Muda ini dilantik.


Sebenarnya rencana kami adalah melanjutkan perjalanan ke puncak Argopuro, tetapi kondisi cuaca yang tidak memungkinkan sehingga kami hanya bisa mencapai satu puncak saja. Karena itu, setelah upacara selesai kami melakukan seremoni kecil - kecilan di puncak gunung. Seperti biasa, Kami mengeluarkan minuman kaleng ( si biru penambah ion) dan minum bersama di puncak gunung. nikmat! Setelah itu, kami pun kembali ke Cisentor. Perjalanan pulang ke base camp pun masih saja ditemani kabut tebal, angin, dan hujan. Setibanya di Cisentor, waktu menunjukkan pukul 13.00 WIB. Menurut rencana kami seharusnya berangkat ke Cikasur untuk nge-camp disana, karena besok pagi kami harus turun. Tetapi melihat kondisi fisik dan cuaca yang masih kurang memungkinkan, kami akhirnya sepakat untuk menginap semalam lagi di sini, dengan resiko bahwa besok pagi - pagi sekali kami sudah harus berangkat ke Baderan.
Besoknya, kami bangun pagi - pagi sekali. Persiapan pun dilakukan secepat mungkin mengingat bahwa perjalanan pulang akan memakan waktu yang sangat lama. Bekal untuk makan siang pung disiapkan untuk menghemat waktu di perjalanan. Begitu semuanya selesai, kami pun segera meninggalkan Cisentor. Selamat tinggal Dewi Rengganis, sampai bertemu di lain waktu!

Dalam perjalanan pulang, matahari masih enggan menampakan wajahnya. Kabut masih setia berkeliaran. Kami melewati tujuh sabana sebelum akhirnya tiba di Cikasur. Diantara tujuh sabana yang kami lewati itulah matahari kemudian muncul. Puji Tuhan,....
Kami tiba di Cikasur dalam tempo 2,5 jam perjalanan. Di sini kami beristirahat cukup lama, berfoto ria sebab pemandangan di tempat ini luar biasa! Indah! Hamparan sabana yang sangat luas yang memanjakan mata. Sayangnya kami tidak beruntung sebab tidak ada satupun hewan yang kami temui di sini. Padahal menurut cerita orang, di tempat inilah kita bisa menemukan berbagai macam hewan, salah satunya adalah Burung Merak yang terkenal dengan kecantikan bulu - bulunya. Di tempat ini juga terdapat sebuah sungai yang ditumbuhi dengan selada air yang cukup banyak. Kami mengisi ulang botol minum kami yang kosong dengan air dari sungai ini. Oh iya, Cikasur ini konon pernah dijadikan lapangan terbang ketika zaman Jepang. Bekas - bekasnya pun masih ada.

Tim Mahasiswa Petra Pecinta Alam ( MATRAPALA)

Setelah puas berfoto kami pun melanjutkan perjalanan ke Baderan. Di sepanjang jalan pun kami masih dimanjakan dengan pemandangan yang indah. Saya lupa entah berapa banyak sabana yang kami lewati dalam perjalanan panjang kami ke Baderan. Tim terakhir tiba di Baderan pada pukul 19.00 WIB. Saya pun segera melapor kepada pihak perijinan bahwa kami telah tiba dengan selamat.

Sabana ke - sekian dari sekian sabana. indah!

Di Baderan inilah kami berpisah dengan rombongan senior alumni. Mereka dijemput dengan mobil, sementara kami masih setia ngompreng. Hanya satu orang senior yang ikut bersama kami. Kami berangkat ke Besuki sekitar pukul 20.30 dan kemudian tiba di sana pada pukul 22.00 WIB. Selanjutnya kami menunggu bis yang akan membawa kami ke Surabaya. Tidak berapa lama kemudian akhirnya datang sebuah bis. Kami pun kembali. Sekitar pukul 01.00 WIB akhirnya kami tiba di Bungurasih, dijemput oleh teman - teman yang tidak ikut pendakian. Kembali ke kampus, kami disambut dengan makanan dan minuman pelepas dahaga. akhirnya...
Walaupun karena kendala cuaca sehingga hanya mencapai puncak Rengganis (salah satu dari 2 puncak di pegunungan Argopuro) keberhasilan para peserta dalam pendakian tetap dianugerahi hasduk putih sebagai tanda bahwa mereka telah siap untuk memasuki organisasi Mahasiswa Pecinta Alam. Tinggal selangkah lagi mereka akan memperoleh hasduk biru, tanda sebagai anggota tetap Mapala UK Petra. Bagaimana sobat? siap untuk meraih hasduk biru? Selamat menempuh semester ini dengan kegiatan - kegiatan lainnya!

Selamat datang, sobat muda!
Bravo Matrapala!
Comments